REVIEW ATAU RINGKASAN NOVEL "PEREMPUAN DI TITIK NOL" KARYA NAWAL EL-SAADAWI
Novel
perempuan di titik nol merupakan karya sastra Arab yang ditulis oleh seorang
wanita yang bernama Nawal EL-Saadawi. Nawal merupakan seorang penulis wanita
pejuang hak-hak wanita. Novel ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh
Amir Sutaarga. Dalam novel ini banyak diceritakan ketimpangan hak antara wanita
dan laki-laki. Cerita disuguhkan dengan bumbu ironi dan tragis membuat novel
ini sangat menarik.
Novel
ini menceritakan tentang seorang perempuan Mesir yang tinggal bersama Ayah dan
Ibu nya serta adik-adiknya. Namun dia ragu bahwa orangtua nya bukan merupakan
orangtua kandung. Perempuan itu bernama Firdaus. Firdaus adalah gadis kecil
yang sering membantu ibu nya yang bekerja sebagai petani. Dalam hidupnya dia
sering menyaksikan ketimpangan hak antara laki-laki dan perempuan. Misalnya
saja, jika anak perempuannnya mati, maka Ayahnya akan biasa saja. Tetapi apabila
yang mati itu anak laki-laki, maka Ayahnya akan memukul Ibunya. Contoh lain
ketika Firdaus, Ibunya, dan adik-adiknya kelaparan, Ayahnya dengan santai makan
tanpa memerdulikan mereka. Bahkan ketika Firdaus mengulurkan tangan untuk
meminta makanan, ia akan dipukul.
Firdaus
mempunyai paman yang sedang kuliah di El Ahzar-- kampus khusus untuk kaum pria.--,
Kairo. Pamannya sering mengajari Firdaus membaca dan menulis, bahkan Firdaus
lebih dekat dengan pamannya ketimbang dengan ayahnya. Di sisi lain, pamannya
sering melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan terhadap gadis kecil
seperti Firdaus. Tangan pamannya sering menyentuh kaki lalu menjelajah ke paha
hingga sampai ke daerah antara selangkangan kiri dan kanan. Hal tersebut juga
dilakukan oleh teman Firdaus, Mohammadain.
Suatu
saat ayah dan ibunya meninggal, lalu Firdaus dibawa ke Kairo dan dimasukkan ke
sekolah dasar. Ia tinggal bersama pamannya. Setelah lulus sekolah dasar, pamannya
memasukkan Firdaus ke sekolah menengah. Pamannya pernah berkata kepada Firdaus
bahwa berdansa itu adalah dosa dan mencium seorang laki-laki pun dosa. Namun
ketika malam hari saat Firdaus berselimut di bangku kecil, jemari tangan
pamannya bergerak menelusuri paha Firdaus kemudian bibirnya menyentuh mulut
Firdaus.
Singkat
cerita, pamannya menikah dan tinggal bersama istrinya. Firdaus pun ikut tinggal
bersama. Suatu waktu, paman dan istrinya sangat marah kepada Firdaus sehingga
ia memasukkan Firdaus ke asrama sekolah. Setelah lulus sekolah, Firdaus
dikawinkan dengan pria tua terhormat yang usianya lebih dari 60 tahun, bernama
Syekh Mahmoud, paman dari istri paman Firdaus. Firdaus
tinggal bersama di rumah suaminya. Pria
tua itu sangat pelit dan kasar. Jika Firdaus meninggalkan setitik sisa makanan,
maka ia akan berteriak marah dan memukulnya hingga bengkak dan memar. Suatu
hari Firdaus meninggalkan rumahnya dan pergi ke rumah pamannya untuk
menceritakan hal ini. Namun pamannya berkata bahwa suami yang memahami agama
itu suka memukul istri. Aturan agama mengijinkan untuk melakukan hukuman itu.
Lalu
Firdaus pergi menuju jalanan sembari mencari pekerjaan hingga akhirnya bertemu
dengan pria pemilik warung kopi bernama Bayoumi. Firdaus menumpang hidup dengan
pria tersebut sampai dia menemukan pekerjaan. Bayoumi terlihat seperti pria
baik, namun kenyataannya dia sering menyetubuhi Firdaus secara paksa dan
menampar Firdaus dengan mengatakan wanita murahan dan pelacur. Pada akhirnya
Firdaus kabur dari rumah Bayoumi dan menyusuri jalanan lagi.
Tak
terasa berjalan, dia tiba di tepi sungai Nil. Lalu seorang wanita
menghampirinya. Dia bernama Sharifa. Wanita itu merupakan seorang pelacur yang
dibayar dengan harga sangat tinggi. Sharifa mengajarkan Firdaus untuk menjadi
wanita yang bernilai tinggi dengan bayaran tinggi. Akhirnya Firdaus bekerja
melayani pria berpendidikan yang haus akan sex dan dibayar dengan harga tinggi.
Namun Sharifa menipu Firdaus. Uang yang seharusnya milik Firdaus dipegang semua
oleh Sharifa. Firdaus hanya pekerja yang tidak dibayar. Setelah itu, Firdaus
meninggalkan rumah Sharifa dan kembali hidup di jalanan.
Firdaus
memandang ke sekeliling, lalu melihat seorang Polisi menghampirinya. Polisi
tersebut memaksa Firdaus untuk melayaninya dan mengancam jika tidak mau maka
akan membawa Firdaus ke kantor polisi karena Firdaus seorang pelacur. Akhirnya
dengan pasrah Firdaus disetubuhi oleh polisi tersebut tanpa dibayar.
Firdaus
melanjutkan perjalanannya menyusuri jalanan gelap dan hujan mulai turun. Dia
berteduh di halte, tak lama kemudian sebuah mobil berhenti tepat di depannya
dan seorang pria mengajaknya untuk masuk ke dalam mobil supaya tidak kehujanan.
Pria tersebut membawa Firdaus ke rumahnya dan kemudian menyetubuhi Firdaus.
namun setelah selesai, pria tersebut membayar Firdaus sebesar sepuluh pon.
Setelah
kejadian tersebut, Firdaus memutuskan untuk bekerja melayani hasrat lelaki yang
dibayar dengan sangat mahal. Hingga pada akhirnya Fridaus memiliki apartemen
sendiri dan seorang karyawan laki-laki bernama Di’aa. Suatu hari Firdaus
berbincang-bincang dengan Di’aa dan lelaki tersebut berkata bahwa Firdaus tidak
terhormat. Lalu Di’aa diusir oleh Firdaus dari apartemennya. Kalimat “tak
terhormat” dari mulut lelaki tersebut selalu terngiang-ngiang di kepala
Firdaus.
Sejak
saat itu, Firdaus telah berubah menjadi perempuan yang lain, tidak seperti
dulu. Dia mencari pekerjaan lain dan akhirnya mendapatkan sebuah pekerjaan di
suatu perusahaan. Dia pun tinggal di bilik kecil tanpa kamar mandi. Firdaus
telah bekerja tiga tahun lamanya di perusahaan tersebut. Suatu ketika. Firdaus
berkenalan dengan seorang pria bernama Ibrahim. Fridaus kemudian jatuh cinta
padanya, begitupun pria tersebut. Mereka saling jatuh cinta. Namun ternyata
Ibrahim telah bertunangan dengan wanita lain. Firdaus patah hati dan kemudian
ia menyadari bahwa menjadi pelacur yang sukses lebih baik daripada menjadi
seorang suci yang sesat. Akhirnya dia kembali menjadi seorang pelacur.
Kini,
datang seorang lelaki bernama Marzouk. Dia seorang germo yang mengendalikan
sejumlah pelacur, dan Firdaus adalah salah seorang di antara mereka. Hingga
suatu saat Firdaus Lelah dengan semua ini dan ingin meninggalkan pekerjaan
dibawah perintah germo tersebut. Firdaus ingin bekerja bebas tanpa memiliki
majikan. Namun germo itu menahan Firdaus agar tidak pergi. Dia menampar Firdaus
dan mulai mengambil pisau di kantungnya. Tetapi Firdaus lebih dulu mengambil
pisau tersebut dan menancapkan pada leher, dada, dan menusukkan ke perut germo
tersebut. Setelah itu Firdaus pergi.
Di
sudut jalan, dia melihat mobil dengan
seorang lelaki yang mengajak Firdaus untuk melayaninya dengan bayaran mahal.
Firdaus awalnya menolak namun akhirnya mau dengan bayaran tiga ribu pon.
Setelah selesai, lelaki itu membayar Firdaus, namun Firdaus mencabik-cabik uang
itu menjadi potongan kecil. Firdaus berkata bahwa ia telah membunuh seorang
lelaki. Awalnya lelaki tersebut tidak percaya, lalu Firdaus menampar lelaki
tersebut sangat keras. Tak lama kemudian, polisi tiba di tempat itu. Lelaki itu
berkata bahwa Firdaus seorang penjahat dan pembunuh. Firdaus mengakui nya dan
berkata bahwa dia memang pembunuh, tapi dia hanya membunuh penjahat seperti
kalian. Akhirnya Firdaus ditangkap dan dijatuhkan hukuman mati. Firdaus
dijatuhi hukuman mati bukan karena membunuh, tetapi karena mereka takut dibunuh
karena Firdaus tidak akan berhenti membunuh penjahat seperti mereka.
Itulah
sekilas ringkasan mengenai novel “Perempuan di titik Nol”. semoga bermanfaat~
Komentar
Posting Komentar